Tampilkan postingan dengan label Astronomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Astronomi. Tampilkan semua postingan

Bahan-Bahan Yang Di Keluarkan Oleh Gunung Berapi

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Gunung api seringkali meletus dan mengeluarkan bahan-bahan dari dalam perut bumi. Kita tentu sering melihat hanya asap dan lava saja yang keluar dari gunung api, namau ada banyak bahan lepas yang dikeluarkan gunung api. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung api dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: 

a. Bahan-bahan padat atau efflata
Menurut ukuran besarnya, efflata dapat dibagi menjadi:

1.    bom, merupakan batu-batu besar
2.    lapili, ukuran sebesar kerikil
3.    pasir
4.    abu atau debu

Menurut asalnya, efflata dibedakan:
1.    Efflata allogen, berasal dari batu-batuan sekitar kawah yang, terlempar ketika terjadi letusari.
2.    Efflata autogen, berasal dari magma, disebut juga bahan piroklastika efflata yang merupakan hasil kerja eksplosif gunung api.
Gunung api seringkali meletus dan mengeluarkan bahan Bahan-Bahan Yang Di Keluarkan Oleh Gunung Berapi
Erupsi Gunung Api

b. Bahan-bahan cair
Bahan cair terjadi j.ika magma bersifat cair, tak terdapat sumbat magma di puncaknya. Bahan cair merupakan hasil kerja efusif dairi gunung api.

Bahan-bahan cair itu dapat dibedakan:

1.    lava, magma yang meleleh di luar pada lereng gunung api
2.    lahar panas, merupakan campuran magma dan air, jadi merupakan lumpur panas yang mengalir
3.    lahar dingin, terjadi karena efflata porus' di puncak gunung menjadi lumpur pada waktu hujan lebat dan mengalir pada lereng dan lembah-lembah,
c. Bahan-bahan gas atau ekshalasi
Gas-gas yang dikeluarkan oleh gunung api, dapat berupa gas belerang (HS) yang disebut solfatar. Daerah ini menghasilkan belerang (sebagai tambang belerang atau sulfur). Sedang sumber gas yang mengeluarkan H0 (uap air) disebut fumarol. Sumber gas yang mengeluarkan C0 disebut mofet. Gas C0 lebih berat daripada oksigen. Oleh karena itu letaknya di tempat-tempat yang rendah (lembah). Gas C0 berbahaya bagi kehidupan.

Contoh: di Dieng terdapat solfatar, fumarol, dan mofet Tanda-tanda gunung api akan meletus

a.temperatur di sekitar kawah naik
b.banyak sumber air menjadi kering
c.sering timbul gempa gunung api
d.binatang banyak yang berpindah 
e.sering terdengar suara gemuruh

Tanda-tanda gunung api sudah padam atau pascavulkanik

Ada beberapa tanda atau gejala yang bisa dipakai sebagai pedoman bahwa gunung api sudah padam atau hampir padam. Tanda-tanda atau gejala-gejala itu disebut gejala post vulkanisme atau gejala pasca vulkanik.

Gejala post vulkanisme itu antara lain:

a. Ekshalasi, yaitu-yang berupa fumarol (H0); solfatar (HS) dan mofet (CO). Jika di suatu daerah kita temukan gejala seperti itu, berarti daerah gunung api itu sudah padam, atau hampir padam. Contoh: Dieng (Jawa Tengah).

b.Mata air panas air tanah yang terletak di dekat dapur magma, maka akan keluar sebagai air panas. Bisa juga uap air yang berasal dari dapur magma, setelah sampai di atas mengalami kondensasi menjadi air panas. Contoh: Cimelati (Jawa Barat).

c.Mata air makdani; mata air makdani selain panas juga mengandung mineral, antara lain belerang.

Contoh: Maribaya (Jawa Barat), Baturaden, dan Dieng (Jawa Tengah).   

d. Mata air panas yang memancar atau geyser; Biasanya  air panas. semacam ini tidak memancar terus-menerus, tetapi secara berkala

Contoh: di Islandia (Selandia Baru), dan Yellowstone Park (Amerika Serikat)

c. Bunsen (1846) mengatakan, terjadinya geyser karena gas-gas panas yang asalnya dari magma memanaskan air yang terdapat di dalam bumi. Namun uap air yang terjadi tidak dapat mengadakan sirkulasi, tetapi terakumulasi pada suatu tempat. Uap air yang terakumulasi tekanannya makin kuat, sampai suatu saat bisa memancarkan air di atasnya, dan terjadilah geyser. Gambar: disini

Sumber https://geograph88.blogspot.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Macam-Macam Tipe Letusan Pada Gunung

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Letusan gunung api sering terjadi di semua penjuru bumi, namu kekuatannya berbeda-beda. Ada yang hanya letusan kecil, sedang hingga raksasa. Letusan Toba dulu di Sumater membuat iklim bumi berubah dan disinyalir mengancurkan peradaban yang ada saat itu. Lalu mengapa kekuatan letusan gunung api itu berbeda-beda?.

Tipe letusan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: derajat kekentalan magma, tekanan gas magmatik, kedalaman dapur magma, dan bahan-bahan yang dikeluarkannya.

Ada tujuh tipe letusan yang penting, yaitu:

a.    tipe hawai

Tipe ini terjadi karena lava yang sangat cair. Bentuknya seperti perisai atau tameng.

Contoh: Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawai.

b.    tipe stromboli

Tipe ini termasuk tipe spesifik, yaitu model letusannya terjadi dengan interval waktu kurang lebih sama. Gunung api Stromboli di Kepulauan Lipari, interval waktunya 12 menit. Setiap lebih dari 12 menit, lava mendidih selanjutnya terjadi letusan kecil. Bom, lapili, dan abu dilontarkan ke luar Gunung-gunung yang mengalami letusan seperti Stromboli adalah Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).

c.    tipe vulkano

Kebanyakan gunung api yang ada, tipe letusannya mengeluarkan bahan-bahan padat dan cair. Bahan padat berupa bom, abu, dan lapili yang dilemparkan, di samping bahan cair (lava) yang dimuntahkan. Tipe ini dibedakan dua macam yaitu tipe vulkano kuat dan tipe vulkano lemah. Tipe kuat, bahan padat yang dilemparkan cukup banyak, tinggi serta mencapai jarak yang cukup jauh. Sedangkan bahan cair yang dimuntahkan cukup banyak. Karena tekanan gas sangat kuat serta letak dapur magma cukup dalam.
Contoh: Vesuvius, Etna (Italia), dan Semeru (Jawa Timur).

d. tipe merapi

Tipe ini adalah tipe gunung api yang mengeluarkan lava kental, sehingga menyumbat mulut kawah. Dengan adanya sum-bat itu, tekanan-tekanan gas menjadi bertambah berat. Akibatnya, sumbat terangkat dan pecah-pecah. Sumbat yang pecah-pecah itu terdorong ke atas dan akhimya terlempar keluar. Bahan-bahan itu menuruni lereng. Gunung sebagai ladu (gloedlawine). Di samping itu, terjadi pula awan panas (gloed-wolk). Tipe ini berbahaya bagi penduduk sekitarnya.

e.    tipe perret atau plinian

Tipe perret merupakan tipe yang sangat berbahaya di samping sangat merusak. Bahan-bahan letusan yang dilemparkan, misalnya, abu vulkan, bisa mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan ini sering bisa menjebolkan puncak vulkan, sampai hilang sama sekali. Atau, dinding kawah melorot sehingga terbentuk kaldera.

Contoh: letusan Krakatau pada tahun 1883.

f.     tipe pelee

Pada tipe ini biasanya di puncak gunung api terdapat sumbat kawah yang bentuknya sebagai jaring Adanya sumbat mengakibatkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Jika sumbat kawah tidak kuat, meletuslah gunung tersebut.   

g.    tipe saint vincent
Tipe gunung api ini adalah gunung api yang mempunyai danau kawah. Jika terjadi letusan, maka air danau pada kawah akan ikut tumpah bersama-sama lava dari gunung tersebut. Akibatnya akan sangat parah bagi daerah yang terlanda, sebab air bersama lava panas tersebut akan merupakan lahar panas yang amat berbahaya.

Contoh: letusan Saint Vincent;pada tahun 1902 dan Gunung Kelud pada tahun 1919

Untuk mengurangi bahaya letusan seperti yang terjadi pada-Gunung Kelud pada tahun 1919 maka Jawatan Gunung Api (Vulkanologi) Indonesia membuat terowongan untuk mengering-kan danau kawah Gunung Kelud. Hasilnya menggembirakan, karena pada letusan tahun 1951, bahaya seperti yang dikhawatirkan terjadi pada tahun 1919 terjadi lagi. Gambar: disini

Letusan gunung api sering terjadi di semua penjuru bumi Macam-Macam Tipe Letusan Pada Gunung
Kategori letusan gunung api

Sumber https://geograph88.blogspot.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Pengertian Dari Vulkanisme

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Tenaga tektonisme atau gerakan tektogenesa menyebabkan terjadinya Iipatan, retakan, atau patahan di permukaan bumi. Hal itu bisa menyebabkan terjadinya aliran lava dari bagian dalam litosfer ke permukaan bumi.

Gejala alam sebagai akibat aktivitas magma di dalam bumi disebut vulkanisme. Atau dapat juga dikatakan sebagai segala kegiatan magma, dari lapisan Iitosfer bagian dalam, menyusup ke lapisan di atasnya atau bahkan sampai ke permukaan bumi (vulkanisme dalam arti luas).  Magma adalah batuan cair pijar yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas yang terlarut di dalam-nya dengan temperatur tinggi. 

Berdasarkan derajat geothermis, setiap turun 100 m temperatur naik rata-rata 3,3° C. Maka, Iitosfer bumi setebal 50 km akan bertemperatur sekitar 1.650° C. Dalam keadaan panas setinggi itu, tak ada batu dalam keadaan padat. Batu-batuan itu dalam keadaan cair pijar. 

Karena tekanan lapisan di atasnya, maka batuan bentuknya tidak cair. Apalagi, ruangan di dalam Iitosfer terbatas. Maka, bentuk yang umum batuan adalah laten magmatis. Jika karena suatu sebab tekanan berkurang (mungkin karena adanya retakan) maka batuan yang laten magmatis tadi akan berubah menjadi cair pijar atau magma, yang mendesak ke segala jurusan. Jika bisa menyusup batuan di atasnya, terjadilah intrusi magma. 

Intrusi magma ini belum tentu bisa mencapai permukaan bumi tetapi hanya bisa mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung dan mengisi ruangan-ruangan di dalam kulit bumi. Gejala ini disebut kriptovulkanisme atau plutonisme. 

Sering juga disebut dengan intrusi magma. Intrusi magma itu dapat menghasilkan bentuk-bentuk:  
a. Batholit yaitu batuan beku yang terberituk di dalam dapur magma.  
b.Lakolit yaitu batuan beku yang terjadi pada dua lapisan litosfer dan bentuknya menyerupai lensa cembung.  
c. Keping intrusi atau sills adalah (sisipan) magma yang membeku pada dua lapisan Iitosfer yang bentuknya tipis dan lebar.  
d. Gang atau korok yaitu batuan hasil intrusi magma, memotong lapisan Iitosfer.

Untuk jelasnya, perhatikan gambar berikut ini!

Bentukan hasil vulkanisme

Keterangan:  
Batholit, yang merupakan sumber magma.  
Pipa kawah, gang atau diatrema.
Lubang kepundan atau kawah.  
Sumbat kepundan. Jika gunung berapi-terdapat sumbat kepundan, maka suatu saat bisa terjadi erupsi lagi.  
Gunung api parasiter, gunung api adventif. Merupakan anak gunung api, timbul pada lerengnya
Lakolit, penerobosan magma berbentuk cembung.
Sills, penerobosan magma berbentuk melintang sejajar lapisan batuan.

Demikian Pengertian Dari Vulkanisme. Semoga bermanfaat.
Gambar: disini

Sumber https://geograph88.blogspot.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.